WELCOME TO SANG PECINTA
Rahasia sukses yang sesungguhnya adalah membantu orang lain menjadi sukses, lalu bekerjasama untuk mencapai kesuksesan yang lebih tinggi lagi...

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kill Zone 3 Review


A lot of games can place you in first person and put a gun in your virtual fingers, but few of them manage to make you feel like you're in the shoes of a person, that you're more than just a moving camera.
It's this idea that separates a run of the mill first-person shooter from what I like to think of as a first-person experience. And Killzone 3, Sony's latest PlayStation 3 exclusive, is definitely the latter. Every action you do in Killzone is immersive; the combat more intense and savage than other shooters. It's this design that makes Killzone 3 so engrossing and fun despite its weak story. With the fantastic pacing and set pieces in the campaign, along with the improved, fun multiplayer, Guerilla's crafted a must own for PS3 shooting enthusiasts.


                                                                             Killzone 3 Videos Review

Killzone 3 is all about a war between two factions of humans. On one side, we have the ISA, the good guys with human faces; on the other side are the Helghast, the red-goggled, mask-wearing enemies who are hell bent on subduing the rest of the universe. Killzone 3 picks up right where two left off, with a small group of ISA soldiers struggling to survive after being effectively cut off and left on the hostile Helghan homeworld. Throughout it all, you play as Sev, the returning hero from the second game, who is out to do as much damage to the enemy as he can before he's caught, killed or rescued.
I won't spoil the story, but I was disappointed with where it went and how uninteresting it was. Killzone 3 jumps around in time regularly, constructing a narrative that gives a good reason to explore different parts of the Helghast homeworld, but it's not engaging. In general, the story feels like an afterthought, like it was figured out after the team planned out a series of cool levels and were forced to figure out a way to tie them altogether. It would have been nice to see Guerilla explore the themes of hopelessness as the ISA struggle to survive in hiding on a hostile planet, but instead Killzone 3 basically glosses over this with a quick fade out and a cut scene. This liberal use of fading between scenes, along with the occasional hiccup when loading, broke me out of the experience repeatedly, exacerbating the generally boring story.
The characters of Killzone are one-dimensional. From our hero, Sev, to the evil Helghast leaders, you pretty much have their personalities pinned from the first moment they swagger onto the screen. The interplay between characters is totally predictable, and we're never given a view of the complex dynamics we might expect out of soldiers at war or a moment of pause or regret about how things play out. Unlike Captain Templar from the original Killzone, there are no likeable characters in Killzone 3. Sure, they're charming in a brutish fashion, but Sev and the rest of the ISA feel more like unthinking meatheads than soldiers dealing with a life or death situation and a feeling of abandonment. They just aren't people you can identify with in any significant way.

Yes, it looks this good.
Story and characters aside, Killzone 3 succeeds as a superb first-person shooter. Guerilla has once again proven that they know how to make the most visceral feeling first-person combat on the market. The controls are considerably tighter than they were in two, but I love how everything you do in Killzone 3 still feels like there's momentum behind it. From climbing ladders to running to slamming into cover, Killzone 3 makes you feel like your character is grounded in the world around him. Even shooting feels more real thanks to the weight and swing of the weapon – but not at the cost of overly floaty controls. Killzone 3 also does a nice job at breaking up the levels between sections where you're on foot, and where you're kicking ass in a super powered vehicle. While the entire game is very linear, Guerilla's done a great job at varying what you're doing just enough from moment to moment to keep you from seeing behind the curtain too much. Each skirmish is so intense, and so visually satisfying, that I'm often too engrossed to think about the story or how I'm being funneled in a very specific direction.



Read more

Putri Mantan Presiden Direkrut Jadi Wartawan


Jenna Bush Hager (AP Photo/Jeff Christensen)
VIVAnews - Stasiun televisi NBC merekrut seorang koresponden yang pernah bertahun-tahun menghuni Gedung Putih untuk acara program pagi 'Today'. Tidak tanggung-tanggung, NBC mempekerjakan Jenna Bush Hager, anak mantan presiden Amerika Serikat (AS), George Walker Bush.

"Hager akan mengirim satu berita mengenai pendidikan setiap bulan," kata Produser Eksekutif Today, Jim Bell.

Bell mengatakan ketertarikannya kepada Hager bermula saat Hager menjadi tamu di Today. Hager pertama kali tampil di Today dua tahun lalu untuk mempromosikan buku yang ia tulis, "Ana's Story: A Journey of Hope". Buku ini bercerita mengenai ibu tunggal yang terinfeksi virus perusak kekebalan tubuh HIV.

Hager dan ibunya muncul kembali di Today saat buku foto mereka siap diedarkan. "Dia tampak sangat alami saat tampil di televisi," ujar Bell.

Hager akan menjadi koresponden NBC di biro Washington DC. Bell berharap karya pertama Hager dapat diudarakan bulan depan.

Hager, yang kini berprofesi sebagai guru di Baltimore, mengaku bercita-cita menjadi guru dan penulis. Perempuan 27 tahun ini telah menulis dua buku. Namun Hager mengatakan tawaran bekerja di televisi sangat menantang.

"Saya tidak pernah membayangkan akan bekerja di televisi," ujar Hager. "Namun saya rasa dalam hidup kita harus terbuka dan siap berubah."

Hager yang menikah dengan Henry Hager pada Mei 2008 ini mengaku tidak berniat membicarakan pengalamannya sebagai putri presiden dalam pekerjaannya di NBC. "Saya tidak menganggap masa itu akan menarik, saya hidup biasa saja," kata dia. (AP)
Read more

Kisah Heroisme Bugis-Makassar di Negeri Siam

:naikkuda: 

Kisah ini diambil dari catatan Claude de Forbin seorang
ksatria Prancis, yang dikirim ke Siam (sekarang Thailand) oleh Raja
Louis XIV, dengan misi yang amat ambisius dalam hal politik, agama,
ilmu pengetahuan dan ekonomi.

Tahun 1658 - 1659 Phra Narai, raja Siam tercatat memberikan daerah
pengungsian bagi 773 orang Minangkabau yang berasal dari Sumatra Barat dan berikutnya pada Tahun 1664, 250 orang (pria, wanita dan anak-anak) tiba dari Makassar dan diberikan hak dan membangun komunitas perkampungan bersebelahan dengan orang-orang Melayu yang sudah lebih dulu menetap.

Akan tetapi keadaan yang damai dan harmonis di Siam waktu itu tidak
berlangsung lama, karena seringnya terjadi intrik dan perebutan
kekuasan dalam lingkungan keluarga dan kerabat istana. Tidak
terkecuali Phra Narai dulunya juga adalah seorang yang merebut
kekuasaan dengan cara kekerasan dan berdarah, sehingga ia sadar betul
bahwa kekuasaanya tidak berakar dan tidak kuat dukungannya sehingga ia akan gampang pula digulingkan, karena itulah ia mempercayakan
pertahanan kerajaannya pada serdadu Prancis yang kala itu sedang
berada di Siam atas perintah Raja Prancis. Serdadu Prancis dipimpin
oleh Claude de Forbin dengan 6 kapal dan satu detasemen militer yang
beranggotakan 636 orang.

Adalah seorang pangeran Makassar (Gowa-Tallo) bernama Daeng Mangalle yang rupanya terlibat dengan konspirasi Melayu, Campa, Makassar dan orang Islam lain di Siam, konspirasi ini akan berencana menyerang istana dan membunuh raja Siam Phra Narai, karena Raja dianggap telah melenceng yaitu menempatkan kepercayaan pada orang asing yaitu Prancis dan Misi orang asing mengembangkan agama baru kemungkinan lebih buruk lagi Raja akan berpindah memeluk agama baru.

Rupanya konspirasi ini sudah tercium oleh sang raja, sehingga dengan cepat Phra Narai memperkuat pertahanan istananya dengan menempatkan pasukan Prancis tersebut serta meminta dukungan dari orang asing lainnya. Daeng Mangalle menolak meminta pengampunan dari Raja dan menyangkal keterlibatannya dalam persekongkolan tersebut.

Karena menolak akhirnya raja memerintahkan Forbin untuk mengepung
kapal-2 orang Makassar yang berniat meninggalkan Siam.
Kontak senjata pertama terjadi 40 orang Makassar menghadapi serdadu
Prancis dan Portugis dimana orang-orang Makassar menyerang mereka dengan mengerikan mengejar pasukan Prancis dan Portugis sejengkal demi sejengkal tanah yang dilewati menjadi ladang pembantian, wanita,
anak-anak semua dibunuh tanpa kecuali. Enam orang Makassar menyerang Pagoda dan membunuh biawarawan disana, tercatat pasukan Eropa-Siam kehilangan 366 orang dan belum lagi korban penduduk sipil.

Kontak kedua terjadi lagi saat tanggal 23 September 1686, raja
memerintahkan serangan besar-besaran ke perkampungan orang Makassar.
Akhirnya prinsip orang Bugis Makassar menghadapi tantangan "sekali
layar berkembang pantang surut kebelakang" menyadari bahwa sudah tidak ada kemungkinan lain selain bertempur sampai mati,dan setelah menyadari mereka tak akan memenangkan pertempuran, banyak diantara mereka terpaksa membunuh istri dan anak-anaknya untuk menghindarkan keluarga mereka dari perbudakan dan di perkosa. Beberapa kali pasukan Siam harus mundur menghadapi perlawanan orang Makassar yang sangat berani dan nekat. Bahkan seorang saksi Sejarah Peristiwa ini Menuliskan Kekaguman Mendalam Terhadap Orang-Orang Makassar, Belum pernah ia melihat ada bangsa yang seberani Bangsa Makassar...,ia melihat Orang Makassar itu sudah terkapar bersimbah darah dan di Injak- injak oleh tentara Siam dan Perancis, tetapi dengan seketika Orang Makassar yang sudah terkapar dan bersimbah darah itu Bangkit dan Membunuh dua Orang tentara Perancis yang ada di dekatnya, lalu kemudian ia mati perlahan-lahan.
Daeng Mangalle sendiri terluka dengan lima tusukan tombak dan setelah
tangannya tertembak langsung menerjang menteri Siam dan membunuh
seorang Inggris.

Demikianlah akhir dari pertempuran itu 22 orang Makassar akhirnya
menyerah dan 33 orang prajurit Makassar dikumpulkan. Perlakuan
terhadap orang Makassar yang tersisa sungguh tak terperikan kejamnya,
ada yang dikubur hidup-hidup, berdiri sampai leher dan mati setelah
diperlakukan dan di cemohkan serta dihinakan tanpa belas kasihan.

Peristiwa di Siam ini benar-benar membuat penduduk setempat kagum akankeberanian kenekatan orang-orang Makassar menghadapi tentara yang berjumlah ribuan dengan senjata lebih lengkap sementara orang Makassar hanya bersenjatakan tombak dan badik, selama pertempuran itu 1000 orang siam dan 17 orang asing tewas mengenaskan.

Buku: Orang Indonesia & Orang Prancis, dari abad XVI sampai
dengan abad XX, karya Bernard Dorleans

Bernard Dorleans, sejarawan Perancis, mengumpulkan catatan
itu dalam buku 'Orang Indonesia dan Orang Perancis' (Edisi bahasa Indonesia,KPG, 2006). Ia merujuk pada artikel Christian Pelras di majalah Archipel pada 1997. Kisah ini terjadi pada masa pemerintahan Louis XIV dan Louis XV (1686-1736). Pada abad XVII masih sedikit orang Perancis yang pergi ke Makassar.

Uraiannya begini:

Keluarga kerajaan memiliki tradisi mengirim pangeran muda untuk melengkapi pendidikan, militer khususnya, pada umur lima atau enam tahun hingga masa remaja. Tersebutlah dua pangeran, Daeng Ruru, 15 tahun dan Daeng Tullolo, 16 tahun. Mereka dua pangeran yang selamat dalam pertempuran di Siam, ketika Daen Ma-Alee (Daeng Mangalle), pangeran Makassar yang hidup dalam pengasingan di Siam, seorang muslim, dituduh bersekongkol melawan Raja Siam dan tewas saat pertempuran pada 1686.

Kepala kantor dagang Perancis di Siam memutuskan untuk mengirimkan Daeng Ruru dan Daeng Tullolo ke Perancis. Mereka naik kapal Coche pada akhir November 1686, tiba di Brest 15 Agustus 1687, dan baru berlabuh di Paris pada 10 September. Louis XIV merasa tidak hanya wajib memenuhi kebutu*an hidup mereka, tapi juga mengurusi pendidikan mereka dengan alasan kelas sosial kedua pangeran itu.

Kedua pemuda muslim itu dibaptis dalam agama Kristen dan diberi nama kehormatan Louis bak raja Perancis. Mereka didaftarkan masuk ke kolese jesuit di Louis le-Grand untuk belajar bahasa Perancis sebelum masuk ke sekolah tinggi Clermont yang kondang. Lantas mereka diterima di institut paling bergengsi, yakni sekolah perwira angkatan laut Brest pada 1682. Seleksi untuk masuk ke situ sangat ketat. Kelak, sekolah itu menjadi cikal bakal sekolah marinir tertinggi di Perancis.

Daeng Ruru muda mendapat promosi amat cepat. Lulus sebagai perwira hanya dalam waktu dua tahun. Usianya 19 tahun saat menyandang pangkat letnan muda, setara letnan di angkatan darat. Usia 20, menyandang letnan, setara kapten di angkatan darat.

Konon untuk mencapai prestasi gemilang macam itu, orang harus cerdas dan berharta. Daeng Ruru berhasil karena itu. Tapi anehnya, pada 1706, Louis Pierre Makassar (Daeng Ruru) tak diajak ikut dalam operasi angkatan laut ketika itu. Ia mengirim surat keluhan kepada de Pontchartain, menteri kelautan kerajaan. Protes.

Pada 3 Januari 1707, Daeng Ruru bertugas di kapal Jason. Bersenjatakan 54 meriam, dengan tugas memburu kapal serang Belanda, Vlisingen yang menyerang kawasan laut Belle-ille dan ille de Croix. Tak lama kemudian, Daeng bertugas di kapal Grand yang ke Havana, membantu Spanyol bertempur melawan Inggris. Pada 19
Mei 1708, Daeng Ruru tewas didepan Havana setelah bertempur Habis-habisan.

Lain lagi cerita, Daeng Tulolo alias Louis Dauphin Makassar. Ada kisah aneh tentangnya, seperti diungkapkan kamus Moreri: Salah satu dari kedua bersaudara itu tewas ketika mengabdi kepada raja. Dia yang bertahan hidup, setelah mengetahui kematian saudaranya, pulang dari Perancis untuk mengambilalih takhta nenek moyangnya dan raja mengijinkan naik kapal.

Ia terlihat amat tekun menjalankan agama Katholik dan bahkan sebelum
meninggalkan Perancis, ia membuat suatu gambar yang sepertinya dipersembahkan untuk perawan suci, Maria. Ia mendirikan ordo yang disebut 'Bintang'. Para satria dalam ordo itu harus mengenakan pita putih yang diletakkan di bawah perlindungan Bunda Maria. Gambar itu diletakkan dalam gereja Notre Dame, tapi beberapa tahun kemudian gambar itu diturunkan setelah orang tahu kalau pangeran itu telah memeluk agama nenek moyangnya, Islam, dengan alasan poligami.'

Kenaikan pangkat Daeng Tullolo lebih lambat dari kakaknya. Ia lulus sekolah angkatan laut pada 18 Mei 1699 tetapi menunggu 13 tahun sebelum jadi letnan muda pada usia 38 tahun. Pangkat itu disandangnya seumur hidup.

Ia sempat bertugas di kapal India. Ketika ia meninggal di Bres 30 November 1736 pada usia 62 tahun, ia dibawa ke gereja Carmes di kota itu untuk disemayamkan dengan dihadiri beberapa perwira angkatan laut. Ia dikubur dalam gereja Louis de Brest. Jenazahnya hancur ketika terjadi pemboman saat perang dunia II.

Sumber:
Read more

Inilah Sejarah Terusan Suez - Mesir





Terusan Suez (Qana Al Suways) berada di barat Semenanjung Sinai. Terusan kapal sepanjang 163 km ini terletak di Mesir yang menghubungkan dua pelabuhan.

Terusan Suez menghubungkan Pelabuhan Said (Bur Sa'id) di Laut Tengah dengan Suez (Al Suways) di Laut Merah
. Terusan Suez dibuka pada 1870 dan dibangun atas prakarsa insinyur Perancis Ferdinand Vicomte de Lesseps.

Terusan ini memungkinkan adanya transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan mengosongkan kapal dan membawa barang melalui jalan darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.

Terusan Suez terdiri dari dua bagian, yakni utara dan selatan Danau Great Bitter yang menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez. Berikut kronologi Terusan Suez.

Pada 1854-1856, Ferdinand de Lesseps memperoleh hak dari Khadif Mesir Said Pasha untuk menetapkan suatu perusahaan guna membangun dan mengoperasikan Terusan Suez selama 99 tahun.

Pada 1869, konstruksi diselesaikan dan diperkirakan menghabiskan dana sebesar US$ 41,86 juta (Rp 378 miliar). Pada 1875, pemerintah Mesir mengalami defisit keuangan dan menjual sebagian besar saham Terusan Suez kepada Inggris.

Pada 1888, kebebasan melewati kanal ini bagi semua kapal dari semua negara secara damai dan berperang dijamin oleh konvensi Konstantinopel. Kemudian 26 Juli 1956, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser menasionalisasikan Terusan Suez.

Oktober 1956, Israel menduduki Semenanjung Sinai, sedangkan Inggris dan Prancis menduduki posisi sepanjang terusan. April 1957, terusan dibuka kembali untuk lalu lintas non-Israel dan diserahkan pada Mesir yang secepatnya harus mengganti rugi pemegang saham pada 1958.

Pada 1967, selama perang enam hari antara Mesir dan Israel, Mesir menenggelamkan kapal sehingga menghalangi terusan. Akibatnya, terusan ditutup selama delapan tahun.

Kemudian pada 1975-1980, kanal ini diperlebar dan diperdalam untuk memungkinkan dilewati kapal yang lebih besar. Pada 1979, hak-hak lalu lintas kapal Israel diperbaiki dengan perjanjian damai antara Mesir dan Israel. Pada 1980, kurang lebih sebanyak 21.603 kapal melintas kanal ini.

Sumber : http://blog.indojunkers.com/2011/02/...an-suez-mesir/
Read more

Prancis Keberatan Balita Berbahasa Inggris

Nicolas Sarkozy sendiri dikabarkan tidak lancar berbahasa Inggris

Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy (AP Photo/Remy de la Mauviniere)

VIVAnews - Rakyat Prancis sangat fanatik dengan bahasa nasional mereka. Bagi mereka, tidak ada bahasa yang sebagus Bahasa Prancis. Maka, tidak heran bila ada yang marah saat presiden mereka berinisiatif membuat program pengenalan bahasa asing kepada anak-anak balita (bawah lima tahun).

Menurut harian Daily Mail, Minggu 30 Januari 2011, Sarkozy ingin anak-anak Prancis sejak umur tiga tahun mulai belajar bahasa negara tetangga mereka, Inggris. Ini agar mereka sedari kecil sudah terlatih bercakap-cakap dalam bahasa Inggris, yang di banyak negara telah menjadi medium komunikasi internasional.

Namun, sebagian kalangan di Prancis menentang kebijakan itu. Mereka menilai bahwa rencana Sarkozy ini akan merusak bahasa Prancis dan berpotensi menghilangkan kebanggaan berbahasa nasional.

Beberapa ahli bahasa di Prancis mengatakan bahwa, ketimbang mengajarkan bahasa Inggris, seharusnya Sarkozy fokus terhadap usaha memajukan bahasa sendiri.
Seperti dilansir dari harian The Telegraph, pengamat bahasa bernama Eric Zemmour mengatakan selama ini rata-rata orang Prancis buruk dalam berbahasa Inggris. Namun, itu merupakan bukti bahwa mereka justru bersikap patriotik.

Prancis sejak dahulu kala terkenal akan nasionalisme dan kebanggaannya menggunakan bahasa asli. Di zaman moderen, kebanggaan rakyat Prancis bahasa mereka, ujar Zemmour, tetap terlihat sejak Perang Dunia II.

Pemimpin besar Prancis saat itu, Jenderal besar Charles de Gaulle, tidak pernah berbicara bahasa Inggris demi prinsip. Padahal, bahasa itu selalu digunakan para panglima perang dari dua negara sekutur Prancis, Inggris dan Amerika Serikat, untuk berkomunikasi saat membahas strategi mengahkan Nazi Jerman.  

Mantan Presiden Prancis, Jacques Chirac, bahkan berani meninggalkan ruang sidang di tengah suatu pertemuan di Brussels, Belgia. Pasalnya, seorang panelis saat itu berbicara dalam bahasa Inggris.

Maka, beberapa pengamat menilai saran Sarkozy itu sebagai cara untuk menutupi kelemahannya dalam berbahasa. Bulan lalu, seorang tokoh oposisi sosialis, Francois Loncie, mengeluarkan pernyataan bahwa Sarkozy telah melecehkan bahasa Prancis. Sarkozy dinilai tidak paham tata bahasa Prancis dan sering menggunakan ekspresi yang vulgar.

Beberapa orang lainnya mengatakan bahwa rencana Sarkozy itu juga merupakan bentuk frustasi karena dia sendiri tidak lancar berbahasa Inggris. Sarkozy disebutkan tidak mengerti lelucon yang dikeluarkan oleh beberapa pemimpin negara pada suatu acara yang menggunakan bahasa Inggris.
Read more

Fakta sejarah membuktikan “islam ada di amerika jauh sebelum colombus”





Jika Anda mengunjungi Washington DC, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Lantas, mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama AbdeKhak dan Muhammad Ibnu Abdullah.



Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat sedangkan kaum laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut.
Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati.



Berbicara tentang suku Cherokee, tidak bisa lepas dari Sequoyah. Ia adalah orang asli suku cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary suku mereka pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara. Jika kita sekarang mengenal abjad A sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri.


Yang membuatnya sangat luar biasa adalah aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata ”Muhammad” dalam bahasa Arab.



Nama-nama suku Indian dan kepala sukunya yang berasal dari bahasa Arab tidak hanya ditemukan pada suku Cherokee (Shar-kee), tapi juga Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Bahkan, beberapa kepala suku Indian juga mengenakan tutp kepala khas orang Islam. Mereka adalah Kepala Suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Hal ini ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870.

Secara umum, suku-suku Indian di Amerika juga percaya adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Tuhan itu tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini, tugas utama manusia yang diciptakan Tuhan adalah untuk memuja dan menyembah-Nya. Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa : ”In the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of prayer-the daily recognition of the Unseen and the Eternal”. Bukankah Al-Qur’an juga memberitakan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk beribadah pada Allah (*)








Bagaimana bisa Kepala suku Indian Cheeroke itu muslim?



Sejarahnya panjang,

Semangat orang-orang Islam dan Cina saat itu untuk mengenal lebih jauh planet (tentunya saat itu nama planet belum terdengar) tempat tinggalnya selain untuk melebarkan pengaruh, mencari jalur perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah Islam mendorong beberapa pemberani di antara mereka untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu.

Beberapa nama tetap begitu kesohor sampai saat ini bahkan hampir semua orang pernah mendengarnya sebut saja Tjeng Ho dan Ibnu Batutta, namun beberapa lagi hampir-hampir tidak terdengar dan hanya tercatat pada buku-buku akademis.



Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun 1369).

Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 – 957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan bahwa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 – 912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan membawa berbagai harta yang menakjubkan.

Sesudah itu banyak pelayaran yang dilakukan mengunjungi daratan di seberang Lautan Atlantik, yang gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.



Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba (Palos) di Spanyol ke barat menuju ke lautan lepas yang gelap dan berkabut, Lautan Atlantik. Mereka berhasil kembali dengan membawa barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang asing.

Beliau juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009) seorang navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat meninggalkan pelabuhan Kadesh pada bulan Februari tahun 999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary).

Ibn Farrukh berkunjung kepada Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada bulan Mei 999.

Perlayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307) raja keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr. Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam.

Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan seksama. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu..



Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 – 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 – 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.

Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517. Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat.



Sequoyah, also known as George Gist Bukti lainnya adalah, Columbus sendiri mengetahui bahwa orang-orang Carib (Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia faham bahwa orang-orang Islam telah berada di sana terutama orang-orang dari Pantai Barat Afrika. Mereka mendiami Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperbudak rakyat Amerika. Orang-Orang Islam datang untuk berdagang dan bahkan beberapa menikahi orang-orang pribumi.

Lebih lanjut Columbus mengakui pada 21 Oktober 1492 dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba melihat sebuah masjid (berdiri di atas bukit dengan indahnya menurut sumber tulisan lain). Sampai saat ini sisa-sisa reruntuhan masjid telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.

Dan tahukah anda? 2 orang nahkoda kapal yang dipimpin oleh Columbus kapten kapal Pinta dan Nina adalah orang-orang muslim yaitu dua bersaudara Martin Alonso Pinzon dan Vicente Yanex Pinzon yang masih keluarga dari Sultan Maroko Abuzayan Muhammad III (1362). [THACHER,JOHN BOYD: Christopher Columbus, New York 1950]
Read more

Mahasiswa Indonesia Dituduh Ikut Demo Mesir

Kabar yang dihembuskan pertama kali oleh radio Mesir dinilai membahayakan WNI di sana.
Senin, 7 Februari 2011, 17:20 WIB
Ita Lismawati F. Malau, Denny Armandhanu
Bentrokan antara massa yang pro dan anti pemerintah Mesir (AP Photo/Ben Curtis)

VIVAnews - Warga negara Indonesia di Mesir kini terancam bahaya, menyusul berita yang berhembus mengenai keterlibatan warga asing dalam gerakan menjatuhkan Presiden Mesir Hosni Mubarak. Walaupun tidak jelas warga asing yang dimaksud, namun mahasiswa Indonesia terkena dampak berita tersebut.

Seperti disampaikan oleh Muhammad Syarief, mahasiswa S2 jurusan Syariah Islam di American Open University, Kairo, mahasiswa Indonesia harus menghadapi berbagai kecurigaan terkait berita tersebut. Syarief mengatakan, berita itu pertama kali dihembuskan oleh sebuah radio di Mesir.

“Berita tersebar di radio, bahwa gerakan perlawanan ini dibantu oleh orang asing. Hal ini memberikan citra buruk terhadap warga asing, terutama kami, di mata tentara, polisi, dan warga,” kata Syarief kepada VIVAnews.com, Senin, 7 Januari 2011.

Alumni Al-Azhar ini juga mengatakan bahwa berita yang tersebar di radio memiliki dampak yang merusak para mahasiswa asing. Dia menceritakan sejak berita itu beredar, tentara menjadi lebih waspada terhadap para mahasiswa asal Indonesia, mereka juga kerap memeriksa identitas para mahasiswa.

“Ketika pulang dari kampus, tentara baret merah menghampiri kami dan memeriksa identitas kami,” ujar Syarief.

Syarief juga mengatakan bahwa beberapa mahasiswa asal Indonesia bahkan telah diusir oleh tuan rumah tempat mereka tinggal karena termakan berita tersebut.

“Para tuan rumah tersebut khawatir dan mengatakan tidak ingin ikut-ikutan dalam permasalahan ini,” kata Syarief.

Beberapa warga negara Indonesia, jelas Syarief, juga ditangkap oleh pihak yang berwajib ketika tengah berkumpul. Kala itu, ujar Syarief, beberapa mahasiswa tengah berkumpul di rumah Bisri, mahasiswa yang kerap menjual buku-buku untuk dikirimkan ke Indonesia.

“Mereka kala itu sedang mengurus kargo berisi buku-buku, tiba-tiba serombongan polisi masuk dan menangkap mereka,” ujar Syarief. Setelah menjalani interogasi, tiga orang mahasiswa yang ditangkap telah dibebaskan oleh polisi.

Ditanya bagaimana berita keterlibatan warga asing itu diperoleh oleh radio, Syarief mengaku tidak mengetahuinya. Dia hanya tahu bahwa berita tersebut sangat merugikan para mahasiswa asal Indonesia yang jumlahnya lebih dari 4.000 orang. “Berita ini sangat membahayakan bagi kami,” ujar Syarief. (sj)
• VIVAnews
Read more

Rahasia Ayah Mendidik Mark Zuckerberg















Ingin membesarkan anak jadi orang terkaya di dunia? Dr Edward Zuckerberg, ayahanda Mark Zukerberg pendiri jaringan sosial Facebook, membuka rahasia suksesnya.

Kuncinya, kata Edward, mendukung kekuatan dan minat anak serta menjaga keseimbangan antara bekerja dan bermain. Tidak hanya itu ketertarikan Mark terhadap komputer akibat pengenalannya dengan komputer sejak dini.

"Hal ini memperkaya ketertarikan Mark terhadap teknologi," kata dia seperti dilansir The Associated Press, Jumat 4 Februari 2011.

Edward menceritakan, keluarganya terpapar komputer sejak 1985. Ketika itu Edward, yang berkantor di rumah, mulai melakukan komputerisasi. Mark dibesarkan dalam lingkungan tersebut sejak kecil.

Edward mengaku pengetahuan dia mengenai komputer terbatas. Meski begitu dia kerap menjadikan kantornya padat teknologi. "Saya berusaha memiliki teknologi yang paling mutakhir," kata dia.

Ia kemudian mengajarkan Mark program komputer. "Tapi kemampuan programming dia selanjutnya adalah otodidak," kata Edward.

Ayah empat anak itu mengaku hal terpenting dalam membesarkan anak adalah tidak memaksakan mereka. "Lebih baik mengenali apa kekuatan mereka, dan mendukungnya, serta mendorong pengembangan hal-hal yang mereka sukai," ujar Edward.

Keluarga Zuckerberg tak menerapkan fisik dalam mendisiplinkan anak-anak mereka. "Saya tidak percaya pada disiplin fisik," kata dia. Tetapi Edward menambahkan orang tua perlu memberitahu perilaku tertentu adalah perilaku yang tak akan ditolerir.

"Jika Anda menyampaikan ketidaksukaan anda terhadap perilaku negatif tertentu pada usia dini, mereka akan belajar memahami perasaan anda mengenai hal-hal itu," kata dia.

Meski tak ingin disebut sebagai ahli, dia mengingatkan anak-anak perlu untuk diingatkan, bahwa ada masa bekerja dan bermain.

Edward menggambarkan Mark sebagai murid baik yang tertarik pada matematika dan ilmu pengetahuan. Mark adalah anak pendiam yang tak suka mengumumkan prestasi dia. Ketika Mark dinobatkan sebagai person of the year oleh Majalah Time, anaknya itu hanya berkata, "Pasti tahun ini sepi sekali."

Edward mengatakan dia bangga atas prestasi Mark, dan seluruh anaknya. Saudara perempuan Mark, Randi, saat ini menjabat sebagai direktur pemasaran Facebook. Donna, adiknya yang lain, seorang kandidat doktor jurusan Klasik di Princeton. Sementara adik bungsu Mark, Arielle saat ini duduk di bangku kuliah di Claremont McKenna College.

Lalu bagaimana pendapat Edward mengenai film The Social Network yang menceritakan ihwal pendirian Facebook, dan sekelumit kisah hidup Mark. "Jika film itu hanya sebuah cerita, dan bukan cerita mengenai anak saya, saya rasa itu adalah hal yang bisa ditoleransi," kata Edward.

Edward sekarang menikmati kesuksesan anaknya dengan caranya sendiri. Dia menggunakan Facebook sebagai alat promosi praktik dokter giginya. Satu jam sehari dihabiskannya untuk memperbarui akunnya.
Dan satu hal lagi, dia juga masih memeriksa rutin gigi si Mark, putranya yang dinobatkan orang termuda terkaya di dunia itu.

Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/203095-rahasia-ayah-mendidik-mark-zuckerberg

Read more

Angelina Sondakh: Adjie, Jangan Tinggalin Aku!

Detail Berita
Angelina Sondakh & Adjie Massaid
Kepergian Adjie Massaid untuk selamanya membuat sang istri, Angelina Sondakh sontak histeris. Derai air mata tak sanggup menunjukkan kepedihannya. Angie pun memohon agar tidak ditinggalkan oleh suami tercintanya.

"Adjie, jangan tinggalin aku," kata Angelina Sondakh di kediamannya di jalan Taman Cilandak III, Cilandak, Jakarta Selatan.

Tidak hanya di kediamannya saja, mantan Puteri Indonesia ini histeris di tempat pemakaman. Sambil mengeruk tanah pemakamanan sang suami, Angie tak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Adjie Massaid meninggal akibat diduga serangan jantung seusai bermain sepakbola di lapangan bola Lebak Bulus. Adjie menghembuskan napas terakhir di usia 43 tahun.

Sumber : http://celebrity.okezone.com/read/2011/02/05/33/421658/angelina-sondakh-adjie-jangan-tinggalin-aku
Read more

10 Fakta Menarik & Konyol Dari Spongebob

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrpC7SAwYrZQ2cIsWCbkRCVQ-27i7RxWSxDeILk0YVB2MSfGFNSIFBJqi-ONbY3UpiZsuqxNV8Mh6K5JVQlwHHNROdFPLCsgOBaCiwrr4-ttIzXHH6vC41xluye1AMIzmxFUh7NC4di3ZZ/s1600/spongebob1.jpg
“Kalian pernah nonton spongebob donk pastinya…?? itu loh film kartun nicklodeon yang menggambarkan sebuah sponge kuning berlubang lubang. Sifatnya yang polos kadang ga masuk akal, kadang nyenengin, kadang nyebelin juga.
Nah di film tersebut mungkin ada beberapa hal yang kalian yang belum tau, ini dia aku kasi tau sekarang… :
1. Tau Mr Krabs kan? Dia adalah bos dari Spongebob di burger Kraby Patty.
Ceritanya, setelah perang, Mr Krabs mengalami depresi berat. Kemudian dia membeli sebuah rumah jompo, The Rusty Krab. Lewat kerja keras dan segala usaha, Krusty Krab pulih kembali dan menjadi toko burger paling populer di bawah laut.
The Rusty Krab
2. Menurut episode “Sleepy Time”: Usia Mr Krabs adalah 62 tahun Nomor SIM-nya: A5265661 Tanggal lahir: 30 November 1942 Alamat: 3541 Anchor Way, Bikini Bottom Dia punya binatang peliharaan bernama Mr Doodles
3. Tanggal lahir SpongeBob adalah: 14 Juli 1986. Surat Izin Mengemudi (SIM) pernah muncul di episode “Sleepy Time” dan “No Free Rides.” Dalam dua episode itu nomor SIM-nya adalah A1356021 Alamat SpongeBob adalah: 124 Conch St. Bikini Bottom
4. SpongeBob, kartun ciptaan Stephen Hillenberg ini dirancang untuk usia dua sampai sebelas tahun. Akan tetapi, nyatanya film itu juga menyedot penonton dewasa usia 18 hingga 50 tahun.
Sebuah survei di Inggris menunjukkan, 40 persen dari satu juta penonton SpongeBob berusia di atas 16 tahun.
5. Penggagas Spongebob, Stephen Hillenberg, pernah mendalami studi sumber daya kelautan di Universitas Humboldt, California. Hillenberg juga pernah mengajar biologi kelautan di Orange County Marine Institute, California dan kemudian mengambil program master dalam animasi eksperimental di Institut Seni California. Pengalaman dan hobi itulah yang kemudian melahirkan kartun SpongeBob SquarePants pada tahun 1996.
6. Nickelodeon yang memproduksi SpongeBob adalah perusahaan di bawah Viacom yang juga memayungi MTV.Belakangan SpongeBob dibuat versi layar lebar-sebuah indikator bahwa film tersebut mempunyai pasar yang mendunia.
7. Tom Kenny, yang mengisi suara SpongeBob sebenernya bermaksud membuat suaranya kayak SpongeBob supaya kita teringat sama lautan.
8. Sebenarnya nama asli SpongeBob itu SpongeBoy, tapi sayangnya nama SpongeBoy secara legal udah dimiliki sama yang lain dan gak bisa dipake.
9. Squidward cuma punya 6 tentacles padahal dia seekor gurita(yang harusnya 8 tentacles). Alasan sang kartunis membuat Squidward cuma dengan 6 tentacles supaya ia tidak terlihat terlalu terbebani oleh tentaclesnya.
10. SpongeBob tinggal di rumah nanas karena Nanas adalah motif yang biasa digunakan dalam Kerajinan Polynesian, Stephen Hillenburg juga merasa kalo SpongeBob bakal suka bau dari rumah nanasnya. hahahaha..
Nah, sekarang kita jadi lebih tau rahasia2 tersembunyi yang ada di balik kartun ngehits SpongeBob

Sumber : http://uniqpost.com/13215/10-fakta-menarik-dan-konyol-seputar-spongebob/

Read more
free counters review http://sang-pecinta-download.blogspot.com/ on alexa.com
 

Sang Pecinta Design by Insight © 2009